×
InUncategorized
Ilustrasi lampu kuning.

Lihat Foto

lampu kuning di persimpangan jalan.

Ada yang malah menambah kecepatan, ada juga yang tiba-tiba mengerem mendadak.

Padahal, kedua perilaku tersebut berisiko menimbulkan kecelakaan.

Lampu kuning bukan sekadar lampu transisi, tetapi penanda penting bagi pengendara untuk bersiap dan menyesuaikan perilaku berkendara.

Ilustrasi lampu lalu lintas.Istimewa Ilustrasi lampu lalu lintas.

Agus Sani, Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati, menjelaskan bahwa respons pengendara terhadap lampu kuning seharusnya bergantung pada arah perubahan lampu lalu lintas.

“Kalau lampu kuning menyala setelah merah, itu tandanya kendaraan bersiap untuk jalan. Tapi kalau lampu kuning muncul setelah hijau, berarti sebentar lagi akan merah, maka sebaiknya pengendara mulai mengurangi kecepatan,” kata Agus Sani kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2025).

Menurut Agus, jeda waktu lampu kuning biasanya sangat singkat—rata-rata di bawah 10 detik.

Karena itu, pengendara harus peka terhadap perubahan warna lampu dan tidak nekat menerobos.

Perilaku tancap gas saat lampu kuning justru berisiko tinggi, terutama jika kendaraan dari arah lain sudah mulai bergerak saat lampu mereka berubah hijau.

“Masih banyak yang mengira lampu kuning itu kesempatan terakhir untuk melaju. Padahal, justru di saat itu kita harus waspada dan mulai memperlambat kendaraan, bukan memaksakan diri lewat,” ujarnya.

Agus mengimbau agar pengendara membiasakan diri membaca konteks lalu lintas dan tidak gegabah.

Edukasi soal arti lampu lalu lintas, terutama lampu kuning, masih perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung pada kecelakaan di jalan.

“Intinya, lampu kuning itu sinyal untuk bersiap, bukan untuk mengambil risiko,” kata Agus.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Author

admin@gmail.com